Kamis, 29 Maret 2012

Tujuan Komunikasi Pemasaran

Menurut Kennedy dan Soemanegara (hal 119), tujuan komunikasi pemasaran adalah untuk mencapai tiga tahap perubahan, yaitu:
1. Perubahan pengetahuan
Dalam tahap ini perusahaan memberikan pengetahuan kepada konsumen tentang keberadaan produk, bentuk produk, untuk apa produk itu diciptakan dan ditujukan kepada siapa.

2. Perubahan sikap
Perubahan sikap tentunya mengarah kepada keinginan untuk mencoba produk. Pada tahap ini ditentukan oleh tiga komponen yaitu:
a. Efek kognitif yaitu membentuk kesadaran informasi tertentu, yang mengakibatkan perubahan pada aspek pengetahuan, kepercayaan atau keyakinan.
b. Efek afeksi yaitu memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu. Yang diharapkan adalah realisasi pembelian.
c. Efek konatif yaitu membentuk pola khalayak menjadi perilaku selanjutnya. Yang diharapkan adalah pembelian ulang.

3. Perubahan perilaku
Perubahan perilaku dimaksudkan agar konsumen tidak beralih pada produk lain dan terbiasa menggunakannya. Penerapan strategi dan teknik komunikasi pemasaran harus tepat, karena harus disesuaikan dengan karakteristik produk, segmen pasar yang dituju, tujuan pemasaran yang ingin dicapai serta karakter dan kondisi perusahaan.

Program komunikasi yang efektif pasti memerlukan perencanaan yang baik. Perencanaan komunikasi adalah penggunaan secara terencana dan terkoordinasi dari berbagai metode komunikasi dalam upaya atau tujuan untuk memecahkan suatu problem tertentu. Metode atau alat komunikasi dalam komunikasi pemasaran mengacu pada media atau saluran komunikasi yang efektif untuk kegiatan promosi.

Pengertian Komunikasi Pemasaran

Pengertian Komunikasi Pemasaran

Pengertian Komunikasi pemasaran adalah:
”Kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual yang merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan dibidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik.”

Menurut Marius P. Angipora (1999:220) Komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya. Biasanya pemasaran yang berhasil dapat terjadi setelah dilakukan komunikasi atau penyampaian pesan. 

Definisi lain menyatakan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atau perusahaan atau produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Lamb, Hair, Mc.Daniel, 2001).

Kennedy dan Soemanegara menyatakan bahwa pengertian komunikasi pemasaran atau marketing communication adalah: 
”Kegiatan komunikasi yang bertujuan menyampaikan pesan kepada konsumen dengan menggunakan berbagai media, dengan harapan agar komunikasi dapat menghasilkan tiga tahap perubahan yaitu perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan yang dikehendaki.”

Pemilihan pesan yang menarik sangat mempengaruhi calon konsumen. Penerimaan pesan oleh konsumen dapat dilihat dengan konsumen tahu akan keberadaan suatu produk atau jasa, perubahan selanjutnya yang diharapkan perusahaan adalah konsumen mulai menyenangi produk yang ditawarkan namun belum disertai dengan tindakan yang nyata dan tujuan akhir konsumen membeli produk atau jasa tersebut. 

Pengertian komunikasi pemasaran yang menyertakan tujuan pemasaran dalam jangka panjang diungkapkan oleh Kennedy dan Soemanegara (hal.5) adalah :
”Kegiatan pemasaran menggunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi pada orang banyak agar tujuan perusahaan tercapai yaitu terjadinya peningkatan pendapat atau penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan.”

Tujuan Komunikasi Pemasaran

Selasa, 20 Maret 2012

Contoh Soal Benefit Cost Analysis

Berikut contoh soal Benefit Cost Analysis

Departemen PU mempertimbangkan untuk membuat jalur baru karena banyaknya kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Diestimasikan ongkos pembangunan jalur baru per km adalah Rp 900 juta dengan perkiraan umur 30 tahun dengan ongkos perawatan diperkirakan 3% dari ongkos awal. Kepadatan lalu lintas pada jalan ini adalah 10.000 kendaraan per hari dan analisis dilakukan pada tingkat bunga 7%. Estimasi angka kecelakaan turun dari 8 menjadi 4 per 100 juta km kendaraan kalau jalan baru dibuka.
Ongkos yang ditimbulkan dari adanya kecelakaan meliputi: ongkos kerugian properti, pengeluaran untuk keperluan medis, dan hilangnya upah bagi orang yang mengalami kecelakaan. Dari data yang ada diperoleh informasi bahwa rata-rata ada 35 kecelakaan ringan dan 240 kerusakan properti untuk setiap satu kecelakaan fatal

Ongkos ekuivalen saat ini dari setiap klasifikasi kecelakaan tersebut adalah sebagai berikut:
    kecelakaan fatal per orang         $ 900,000
    kecelakaan ringan                           10,000
    kerusakan properti                           1,800
Dengan data-data di atas maka ongkos agregat dari kecelakaan per satu kecelakaan fatal bisa dihitung sebagai berikut:
    kecelakaan fatal per orang                   $ 900,000
    kecelakaan ringan ($10,000 x 35)          350,000
    kerusakan properti ($ 1,800 x 240)        432,000
    Total                                                  $1,682,000
Dengan metode BCR tentukan apakah usulan pembukaan jalur baru tersebut bisa diterima atau tidak

Manfaat ekuivalen tahunan AE(i) yang diharapkan per km


dan ongkos-ongkos ekuivalen tahunan AE(i) yang diharapkan per km adalah


sehingga BCR adalah
  

Benefit Cost Analysis

Benefit Cost Analysis (BCR) adalah analisis yang digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek pemerintah sebagai cara praktis untuk menaksir kemanfaatan proyek. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan horizon perencanaan yang panjang dan melihat dan menganalisis semua efek manfaat dan ongkos. Dasar kelayakan: rasio antara manfaat terhadap biaya yang dibutuhkannya lebih besar dari satu

Identifikasi ‘benefit’ dan ‘cost’ 
Dalam melakukan benefit cost analysis, kita sering dihadapkan kerancuan pengertian antra benefit (manfaat), disbenefit (manfaat negatif), maupun ongkos, dan pendapatan. Benefit adalah semua manfaat yang akan dirasakan oleh masyarakat umum dengan terlaksananya proyek. Sedangkan Disbenefit adalah dampak negatif yang menjadi konsekuensi bagi masyarakat umum dengan berlangsungnya proyek. 

Ongkos adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dikeluarkan sponsor proyek (pemerintah) baik ongkos awal maupun ongkos operasional setiap tahun.

Identifikasi benefit cost analysis (BCR)
1.Benefit (manfaat) bagi masyarakat umum:
-Penurunan biaya bahan bakar
-Waktu perjalanan lebih singkat
-Peningkatan harga tanah sekitar tol
2.Disbenefit (dampak negatif) bagi masyarakat umum:
-Pengurangan lahan pertanian
-Terganggunya saluran air untuk irigasi
-Peningkatan polusi udara
3.Ongkos yang harus ditanggung oleh pemerintah:
-Ongkos konstruksi
-Ongkos perawatan
-Ongkos administrasi
4.Pendapatan bagi pemerintah
-Pendapatan dari iuran (tol) pemakai jalan.
-Peningkatan pajak akibat meningkatnya nilai tanah di sekitar jalan tol.

Proyek yang berfungsi majemuk

-Salah satu kesulitan yang sering muncul adalah ketika menkasir manfaat dan biaya proyek-proyek yang berfungsi majemuk.
-Untuk itu, ongkos-ongkos yang dikeluarkan sebaiknya dapat didistribusikan secara proporsional pada fungsi-fungsi yang majemuk tadi.

Benefit Cost Analysis (Analisis Benefit – Cost)
 
BCR dilakukan dengan mengkuantifikasi manfaat dari suatu usulan proyek, bila perlu dalam bentuk satuan mata uang. Analisis BCR digunakan dengan menentukan terlebih dahulu dari sudut mana proyek tersebut akan ditinjau (identifikasi siapa yang menerima benefit dan siapa yang membayar cost)

Ket :
MANFAAT EKUIVALEN
Semua manfaat setelah dikurangi dengan dampak negatif, dinyatakan dengan nilai uang.
ONGKOS EKUIVALEN
Semua ongkos setelah dikurangi dengan besarnya penghematan yang bisa didapatkan dari sponsor proyek.

Konvensi tanda yang digunakan dalam BCR
Benefit = (+) advantages, receipts, savings
           (–) disadvantages, disbursements, losses
Costs    = (+) disbursements, losses
              (–) savings, receipts
BCR dapat dituliskan dengan persamaan
atau 

dimana:
B = benefit, I = investment, dan C = cost

Persamaan di atas dapat dibuktikan sama

Estimasi Biaya Produksi

Estimasi biaya produksi merupakan langkah yang penting di dalam kegiatan manufacturing. Biaya-biaya yang berstryktur dalam hal ini akan bisa diklasifikasikan dalam tiga komponen biaya utama yaitu :

1. Biaya material langsung
Yaitu berupa pembiayaan yang dikeluarka untuk pengadaan material yang diperlukan langsung untuk menghasilkan produk.

2. Biaya pekerjaan langsung
Yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah para pekerja langsung (operator mesin misalnya).

3. Biaya overhead
Yaitu biaya-biaya produksi yang dikeluarkan selain untuk biaya material atau pekerja langsung. Sebagai contoh biaya material untuk pekerja tidak langsung adalah biaya overhead.

Senin, 19 Maret 2012

Proses Pengolahan Logam

Terdapat berbagai macam proses manufacturing yang bisa dijumpai, akan tetapi untuk proses pengolahan logam secara umum hal ini bisa dibedakan dalam : metallurgical transformation, pengecoran, pembentukan dan pemotongan logam, pengelasan, penyambungan, perakitan dan penyelesaian akhir (finishing).

Berikut penjelasan mengenai beberapa proses pengolahan logam
1.   1. Proses Transformasi Metalurgis
Prosedur yang umum digunakan untuk memperoleh hampir semua jenis logam adalah dengan jalan memproses biji-biji logam yang diperoleh secara alamiah. Di sini diperlukan beberapa rangkaian proses khusus untuk memperbaiki sifat-sifat logam tersebut sehingga kemampuan dan daya gunanya dapat ditingkatkan. Baja (misalnya) dihasilkan dari ekstrasi biji besi yang diposes melalui sebuah dapur tinggi untuk menghasilkan pig iron dan kemudian diproses lebih lanjut dalam open heart atau electric furnace. Macam atau jenis baja yang dihasilkan di sini akan sangat bergantung pada temperatur dapur serta komposisi kimia dari pig iron dan bahan-bahan tambahan lainnya.
2.   2. Proses pengecoran
Pengecoran adalah suatu proses membentuk benda kerja dengan menggunakan logam cair ke dalam sebuah rongga cetak (mold cavity) dan kemudian dibiarkan membeku di dalamnya. Pengecoran suatu proses yang telah lama dikenal, tetapi seingkali masih merupakan metode pembentukan logam yang efektif dan ekonomis untuk diaplikasikan terutama untuk bentuk-bentuk yang kompleks.
3.   3. Proses pembentukan logam
Pada proses pembentukan logam, logam dibentuk dengan cara ditekan sampai terjadi berntuk yang dikehendaki. Salain untuk pembentukan logam, proses ini juga bisa dipergunakan untuk memperbaiki sifat-sifat fisik dari logam atau kedu-duanya. Proses pembentukan dalam hal ini bisa dilaksanakan secara panas (hot working) dan secara dingin (cold working).
4.   4. Proses pemotongan logam
Tujuan pokok dari proses pemotongan logam adalah untuk memperoleh bentuk-bentuk tertentu, toleransi, ataupun derajat kehalusan permukaan dari benda kerja.
5.   5. Proses pengelasan
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan dua logam dengan jalan memanaskan atau meneekan kedua logam satu sama lain. Dalam proses ini akan terjadi fusi di antara logam-logam yang akan disambung, yang mana hal tersebut bisa diperoleh dengan jalan menambah logam pengisi (filter metal) atau menekan dua logam induk (parent metal) tersebut kuat-kuat.
6.   6. Proses penyesaian akhir (finishing)
Proses ini merupakan langkah-langkah kegiatan untuk memperoleh penampang benda kerja yang lebih halus, melindungi permukaan benda kerja ataupun juga untuk hal-hal yang bersfat lebih memperbaiki aspek estetikanya.

Defenisnis serta Pengertian Teknik Produksi

Teknik produksi sendiri diterjemahkan dari kata Pdoduction Engineering. Pengertian teknik produksi sendiri adalah suatu disiplin ilmu yang terkait erat dan merupakan bagian pokok dari Teknik Industri (Industrial Engineering). Secara defenisi teknik produksi bisa dinyatakan sebagai “designing the production procces for a product”. Dengan demekian di dalam disiplin ilmu Teknik Produksi akan dibahas segala pertimbangan yang diperlukan dalam kaitannya dengan proses-proses produksi.

Di sini akan meliputi permasalahan seperti : desain dan pemelihan mesin (process engineering), desain peralatan-peralatan bantu(tools, jigs dan fixtures), estimasi biaya, sistem perawatan (maintenance) dan pengepakan (packaging). 

Pembahasan mengenai Teknik Produksi terutama sekali akan banyak ditekankan pada sektor industry pengolahan logam (metal working industry).

Pengambilan Keputusan dalam Pemilihan Alternatif investasi

1. Mendefinisikan sejumlah alternatif yang akan dianalisa
Alternatif investasi dapat terdiri dari sekumpulan proposal-proposal dimana dimungkinkan untuk menolak seluruh proposal tersebut (dianggap sebagai “do nothing”).
3 sifat alternatif yang perlu diingat :
- INDEPENDENT ALTERNATIF, pemilihan atau penolakan suatu alternatif tidak akan mempengaruhi apakah alternatif lain akan diterima atau ditolak.
- MUTUALLY EXCLUSIVE, pemilihan suatu alternatif mengakibatkan penolakan alternatif-alternatif lain, atau sebaliknya,
- CONTINGENT, pemilihan suatu alternatif tergantung pada satu (atau lebih) alternatif lain yang menjadi prasyarat)

2. Mendefinisikan horizon  perencanaan yang akan digunakan dasar dalam membandingkan alternatif
Horizon Perencanaan adalah suatu periode dimana analisa ekonomi teknik akan dilakukan
Ada 3 kemungkinan :
- Alternatif-Alternatif memiliki umur teknis yang sama
- Alternatif-Alternatif memiliki umur teknis yang berbeda
- Alternatif-Alternatif memiliki umur teknis yang abadi

3. Mengestimasikan aliran kas masing-masing alternatif
4. Menentukan MARR yang akan digunakan
MARR (Minimum Attractive Rate of Return)
- Suatu cut-off rate yang menjelaskan nilai minimal yang ingin diperoleh dari suatu investasi sehingga investasi tersebut dikatakan layak untuk diterima.
- MARR menggambarkan tujuan profit perusahaan, didasarkan pada kebijakan top/senior management terhadap peluang yang akan datang dengan situasi finansial perusahaan.
-  Hasil dari suatu investasi harus lebih besar atau sama dengan MARR
-  Jika MARR terlalu tinggi maka investasi dengan tingkat pengembalian yang bagus akan ditolak
- Jika MARR terlalu rendah dikuatirkan proposal yang tidak menguntungkan akan diterima (biasanya MARR ditetapkan sama dengan bunga bank)
 
Dalam proses evaluasi suatu alternatif Investasi :
-Hitung nilai ekivalensi dari seluruh aliran cash flow dengan menggunakan MARR.
-Proyek-proyek dengan nilai ekivalensi lebih besar dari nol dapat dikatakan layak untuk diterima.

5. Membandingkan alternatif-alternatif investasi
Membandingkan alternatif alternatif investasi dengan menggunakan present worth, annualeqivalen, future worth, dengan berpatokan pada MARR
1. Disebut juga dengan Present Value (PV) yaitu suatu jumlah ekuivalen pada present yang menjelaskan perbedaan antara pengeluaran ekivalen dan penerimaan ekuivalen dari suatu cash flow investasi untuk tingkat bunga tertentu.
 2. ANNUAL EQUIVALENT, Memiliki karakteristik sama dengan PW, dimana cash flow dapat diubah menjadi jumlah annual seragam dengan menghitung PW dan mengalikannya dengan faktor (A/P,i,n)
 3. FUTURE WORTH, Menjelaskan perbedaan antara penerimaan ekuivalen dan pengeluaran ekuivalen pada titik waktu yang akan datang
6. Melakukan analisa suplementer
7. Memilih alternatif terbaik

Minggu, 18 Maret 2012

Menghitung Ekuivalensi Ekonomi

Menghitung Ekuivalensi Ekonomi - Ekuivalensi ekonomi adalah suatu konsep utama untuk membandingkan alternatif investasi. Dua hal dikatakan ekuivalen apabila memiliki pengaruh yang sama. Ekuivalensi digunakan untuk menghitung cashflow yang terjadi pada titik waktu yang berbeda. Ekuivalensi ekonomi dihitung dengan menggunakan rumus bunga.

Elemen Ekuivalensi
1. Jumlah
2. Waktu terjadinya penjumlahan
3. Tingkat suku bunga

Berikit contoh cara menghitung ekuivalensi ekonomi
Contoh menghitung ekivalensi ekonomi

Seorang engineer menjual patennya ke sebuah perusahaan dan ditawari suatu pilihan antara menerima $12.500 sekarang atau $2,000 per tahun selama 10 tahun sesuai dengan umur pemanfaatan dari paten tersebut. Engineer tersebut akan menggunakan bunga sebesar 12% sebagai perbandingan yang merupakan bunga cicilan rumahnya
Menghitung Ekuivalensi Ekonomi

Untuk membandingkan kedua alternatif di atas, maka harus ditentukan nilai ekuivalen untuk alternatif B yaitu jumlah pada present time (titik 0)

                   (P/A,12,10)
P = 2,000 ( 5.6502 ) = 11,300

Contoh Perhitungan Ekuivalensi Cashflow
Berapakah jumlah present yang ekuivalen dengan cashflow pada tingkat bunga 12%: $300 akhir tahun ke-6; $60 pada tahun ke-9 sampai dengan 12; $210 pada akhir tahun ke-13; $80 pada akhir tahun ke-15 sampai dengan 17
 
Menghitung Ekuivalensi Ekonomi

Menghitung Ekuivalensi Ekonomi

Sabtu, 17 Maret 2012

Pengertian Visi dan Misi serta Contohnya dalam Perusahaan

PENGERTIAN VISI DAN MISI

V I S I

Pengertian Visi adalah suatu pandangan yang sifatnya sangat umum tetapi mengandung suatu arti yang cukup dalam sehingga didalam membuat suatu uraian mengenai VISI harus benar benar dipikirkan artinya yang lebih filosofis tetapi terungkap dalam kata yang sederhana.

MISI
Pengertian misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Dalam operasionalnya orang berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi.

Beberapa contoh Visi dan Misi Perusahaan

* BNI

Visi BNI
Menjadi Bank kebanggaan nasional yang Unggul, Terkemuka dan Terdepan dalam Layanan dan Kinerja

Pernyataan Visi
Menjadi Bank kebanggaan nasional, yang menawarkan layanan terbaik dengan harga kompetitif kepada segmen pasar korporasi, komersial dan konsumer

Misi BNI
1. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh nasabah, dan selaku mitra pillihan utama (the bank choice)
2.  Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
3.  Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi.
4. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial.
5. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik.

Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.

Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan organisasi di masa depan seperti yang diungkapkan oleh Kotler yang dikutip oleh Nawawi (2000:122), Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan. Visi yang efektif antara lain harus memiliki karakteristik seperti :
1. Imagible (dapat di bayangkan).
2. Desirable (menarik).
3. Feasible (realities dan dapat dicapai).
4. Focused (jelas).
5. Flexible (aspiratif dan responsif terhadap perubahan lingkungan).
6. Communicable (mudah dipahami).

Visi bagi organisasi atau perusahaan dapat digunakan sebagai:
1. Penyatuan tujuan, arah dan sasaran perusahaan
2. Dasar untuk pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pengendaliannya
3. Pembentuk dan pembangun budaya perusahaan (corporate culture)

Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p. 46-47) Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa.

Pernyataan misi merupakan sebuah kompas yang membantu untuk menemukan arah dan menunjukkan jalan yang tepat dalam rimba bisnis saat ini. Tujuan dari pernyataan misi adalah mengkomunikasikan kepada stakeholder, di dalam maupun luar organisasi, tentang alasan pendirian perusahaan dan ke arah mana perusahaan kan menuju. Oleh karena itu, rangkaian kalimat dalam misi sebaiknya dinyatakan dalam satu bahasa dan komitmen yang dapat dimengerti dan dirasakan relevansinya oleh semua pihak yang terkait.
Langkah penyusunan misi yang umum dilakukan oleh organisasi atau perusahaan adalah dengan mengikuti tahap-tahap berikut ini:
1. Melakukan proses brainstorming dengan mensejajarkan beberapa kata yang menggambarkan organisasi
2. Penyusunan prioritas dan pemfokusan pada kata-kata yang paling penting
3. Mengkombinasikan kata-kata yang telah dipilih menjadi kalimat atau paragraf yang menggambarkan misi perusahaan
4. Mengedit kata-kata sampai terdengar benar atau sampai setiap orang kelelahan untuk adu argumentasi berkaitan dengan kata atau fase favorit mereka.

Untuk menjamin bahwa misi yang telah dicanangkan merupakan sebuah misi yang bagus, misi tersebut harus:
1. Cukup luas untuk dapat diterapkan selama beberapa tahun sejak saat ditetapkan
2. Cukup spesifik untuk mengkomunikasikan arah
3. Fokus pada kompetensi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan
4. Bebas dari jargon dan kata-kata yang tidak bermakna.

Metode Perhitungan Depresiasi

Metode Perhitungan Depresiasi - Depresiasi  didefinisikan sebagai penurunan nilai dari suatu aset fisik (mesin, kendaraan, bangunan, dsb kecuali tanah dan collectible items) karena waktu dan pemakaian.

Dalam menghitung besarnya depresiasi digunaman 4 metode yang digunakan dalam perhitungan depresiasi. Berikut merupakan 4 metode perhitungan depresiasi:


 (1) Metode Garis Lurus – SL (Straight Line)
Penurunan asset terjadi secara linear terhadap waktu atau umur asset tersebut
Metode Perhitungan Depresiasi
 
                dimana:        Dt = besarnya depresiasi tahun ke-t
P = Ongkos awal aset
S = nilai sisa dari aset tersebut
N = masa pakai (umur aset)v
BV=book  velue (di mana nilai aset dibawa pada  neraca; sama dengan biaya dikurangi akumulasi penyusutan)

Metode Perhitungan Depresiasi





Tingkat depresiasi (rate of depreciation), d , adalah bagian dari P – S yang didepresiasi tiap tahun. Untuk SL ……
Metode Perhitungan Depresiasi



  

(2) Metode Sum-of-Year-Digit
Penurunan asset dibebankan lebih besar pada tahun-tahun awal dan semakin kecil sampai tahun-tahun berikutnya 

Metode Perhitungan Depresiasi

Metode Perhitungan Depresiasi




Tingkat Depresiasi
Metode Perhitungan Depresiasi
 



(3) Metode Declining Balance (DB)
 
Penurunan asset dibebankan lebih cepat pada tahun-tahun awal dan secara progresif menurun pada tahun-tahun selanjutnya. Besarnya depresiasi pada tahun tertentu dihitung dengan mengalikan suatu prosentase tetap dari nilai buku aset tersebut pada akhir tahun sebelumnya.
Metode Perhitungan DepresiasiMetode Perhitungan Depresiasi

 
Prosentase maksimum yang diperbolehkan adalah 200% dari tingkat depresiasi metode garis lurus. Bila tingkat depresiasi metode garis lurus adalah d = 1/N, maka prosentase maksimum yang diperbolehkan metode DB adalah d = 2/N. Jika d = 2/N, maka disebut Double Declining Balance.
(4) Metode Sinking Fund
Penurunan asset semakin cepat dari tahun ke tahun berikutnya  atau besarnya depresiasi akan lebih kecil pada tahun-tahun awal periode depresiasi (menyertakan konsep time value of money)
Metode Perhitungan Depresiasi
Metode Perhitungan Depresiasi



Pola Aliran Bahan dan Pola Layout Berdasarkan Aliran Bahan

Pola aliran bahan akan merujuk kepada keseluruhan pola dalam aliran produksi dari awal proses produksi (penerimaan bahan baku) sampai dengan proses akhir (produk jadi). Dan pada umumnya akan dapat dibedakan dalam dua tipe yaitu pola aliran bahan untuk proses produksi dan untuk proses perakitan.
Pola aliran bahan akan tergantung pada beberapa faktor sbb :
  1. Area luasan yang tersedia
  2. Dimensi dari lantai yang tersedia 
  3.  Luas area yang diperlukan untuk setiap fasilitas produksi
Pola-pola aliran bahan
1. Straight Line atau pola aliran lurus ( I Flow)

pola aliran bahan




  • Proses yang berlangsung singkat
  • Proses produksinya relatif sederhana
  • Item tunggal/sedikit, jumlah produksi yang besar.
  • Pola ini akan memberikan :- Jarak perpindahan yang pendek antar proses. 
    - Proses berlangsung lurus sesuai urutan mesin
  • Jarak perpindahan bahan total akan kecil
2. Serpentine atau zig-zag (S Flow)
Pola seperti huruf “S” diatas sangat baik diterapkan bilamana aliran proses produksi lebih panjang dibandingkan dengan panjang area yang tersedia. Untuk itu aliran bahan dibelokkan untuk mengurangi panjangnya garis aliran yang ada.

pola aliran bahan










3. Pola aliran menyerupai huruf “U” (U Flow)
Pola ini dipakai bilamana dikehendaki akhir dari proses produksi akan berada pada lokasi yang sama dengan awal proses produksi. Hal ini meningkatkan pemanfaatan fasilitas transportasi dan mudah untuk mengawasi keluar masuknya material dan produk jadi. Aliran perpindahan bahan relatif panjang .

pola aliran bahan







4. Circular (O Flow)
Pola aliran bahan circular ini sangat baik diterapkan pada proses yang mengkehendaki pengembalian material atau produk jadi pada titik awal produksi. Pola ini juga dapat diterapkan pada proses yang menempatkan proses penerimaan bahan/material dan pengiriman barang jadi pada area yang sama.
pola aliran bahan











5 .Odd Angle
   Tujuannya adalah untuk memperoleh garis aliran produk melewati suatu kelompok kerja dari area yang saling berkaitan.
    Proses perpindahan bahan (Material handling) secara mekanik.
    Terbatasnya ruang dan dikehendaki adanya pola aliran yang tetap

pola aliran bahan












Pola Layout Berdasarkan Pola Aliran Bahan :
A. PRODUCT PLANNING LAYOUT
pola layout







  Pola Aliran untuk proses produksi satu atau beberapa variasi produk yang similar dalam jumlah atau volume yang besar (Produksi Massal).
  Mesin dan fasilitas disusun menurut prinsip “machine after machine”
Produk dikerjakan sampai selesai didalam departemen tsb tanpa harus berpindah ke departemen lainnya.
  Proses perpindahan bahan dapat diatur lebih mudah agar menjadi lebih pendek dan proses pegawasan aktivitas produksi juga lebih mudah.

B. PROCESS PLANNING LAYOUT
pola layout






 
   Mesin dan peralatannya ditempatkan menurut kesamaan proses atau fungsi kerja mesin. Misal : kelompok mesin frais, kelompok mesin stamping, dll
     Umumnya dipergunakan memproduksi produk yang prosesnya bervariasi atau tidak standard.
   Umumnya jumlah produk yang dihasilkan sedikit dengan type atau model produk yang bervariasi pula.


C. PRODUCT FAMILY LAYOUT
pola layout






 
  Semua produk atau komponen dikelompokkan berdasarkan kemiripan proses produksi dan ditempatkan dalam sebuah “manufacturing cell”
   Didasarkan pada pengelompokan produk atau komponen (product family) berdasarkan kesamaan proses secara umum ataupun khusus.
    Penyusunan mesin berdasarkan proses dari masing-masing kelompok produk.
    Aliran bahan akan lebih pendek dan lancar
     Mesin berfungsi banyak atau general purpose banyak dipergunakan pada type layout ini

D. FIXED MATERIALS LOCATION LAYOUT
pola layout


  • Material atau Komponen utama akan tinggal tetap pada suatu lokasi dan fasilitas kerja (mesin, tools), manusia dan komponen pelengkap akan bergerak mendekati material atau komponen utama. 
  • Perpindahan material dapat dikurangi sependek mungkin.
  • Fleksibilitas kerja sangat tinggi karena fasilitas-fasilitas produksi dapat diakomodasikan untuk mengantisipasi perubahan – perubahan dalam rancangan produk.

Minggu, 04 Maret 2012

Pengertian dan Proses Manajemen Strategi

Manajemen Strategi adalah seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya (David,2006:5).

Menurut Griffin Pengertian Manajemen Strategi adalah Manajemen komprehensif dan berkelanjutan yang ditujukan untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi yang efektif.

Menurut Fred R. David (2006:6-8) proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap yaitu:
a. Tahap pertama dari proses manajemen strategi adalah formulasi strategi, termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternative strategi dan memilih strategi
tertentu yang akan dilaksanakan.

b. Tahap kedua dari proses manajemen strategi adalah implementasi strategi, sering disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen strategi. Implementasi strategi meliputi mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.

c. Tahap kedua dari proses manajemen strategi evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi yang meliputi meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi strategi merupakan proses manajemen yang peluang dan ancaman eksternal perusahaan,dasar strategi saat ini, mengukur kinerja dan mengambil tindakan korektif.

Pengertian Strategi

Menurut Stoner, Freeman dan Gibert Jr yang dikutip Fandy Tjiptono (2000:3) dalam bukunya strategi pemasaran, bahwa pengertian strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu:
a. Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intend to do)
b. Dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does).

Berdasarkan perspektif pertama, pengertian strategi adalah sebuah program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Berdasarkan perspektif kedua, pengertian strategi didefenisikani sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.


Menurut Daft (2002: 307) Pengertian Strategi adalah ”Rencana tindakan yang menjabarkan alokasi sumber daya dan aktifitas-aktifitas untuk menanggapi lingkungan dan membantu mencapai sasaran atau tujuan organisasi. ”

Strategi dalam suatu organisasi merupakan cara untuk mencapai tujuan-tujuan, mengatasi segala kesulitan dengan memanfaatkan sumber-sumber dan kemampuan yang dimilikinya. Jadi strategi merupakan suatu rencana yang ditujukan untuk mencapai tujuan tersebut. Beberapa perusahaan mungkin mempunyai tujuan yang sama, tetapi strategi yang digunakan berbeda. Strategi ini berdasarkan suatu tujuan dan sebuah strategi tidak cukup hanyalah sebuah rencana belaka, namun strategi haruslah sampai pada penerapannya, sehingga demikianlah dikatakan bahwa strategi tidak semata-mata hanya sebuah pola perencanaan saja, namun bagaimana strategi tersebut dapat dilaksanakan.

Sabtu, 03 Maret 2012

Pengertian dan Jenis-Jenis Depresiasi

Pengertian dan Jenis-Jenis Depresiasi - Pengertian depresiasi itu sendiri adalah penurunan nilai dari suatu aset fisik (mesin, kendaraan, bangunan, dsb kecuali tanah dan collectible items) karena waktu dan pemakaian.

Depresiasi dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis:

1. Depresiasi Fisik

Depresiasi fisik merupakan depresiasi karena asset mengalami kerusakan fisik yang menyebabkan penurunan kemampuan yang disebabkan karena pemakaian (korosi, getaran, kejutan, benturan, abrasi, dll)

2. Depresiasi fungsional

Depresiasi karena perubahan permintaan tingkat pelayanan produk atau jasa, depresiasi karena penemuan fasilitas-fasilitas baru dengan kemampuan teknis yang lebih tinggi dan ongkos yang lebih rendah.

Syarat suatu aset/properti bisa didepresiasi:

Harus digunakan untuk keperluan bisnis atau memperoleh penghasilan.

Umur ekonomisnya bisa dihitung.

Umur ekonomisnya lebih dari 1 tahun.

Harus merupakan sesuatu yang digunakan, sesuatu yang menjadi usang

Besarnya depresiasi tergantung pada :

Nilai investasi (P)
Estimasi umur ekonomis (N)
Nilai sisa (S)
Metode depresiasi yang digunakan:

Straight line (SL)
Sum-of-Years Digit (SOYD)
Declining Balance (DB)
Singking fund

Depresiasi bisa dikatakan beban tahunan yang ditujukan untuk menutup nilai investasi awal dikurangi nilai sisa, selama masa pakai (nilai ekonomis) aset yang didepresiasi. Depresiasi akan memberikan:

1. Pengembalian modal

2. Estimasi nilai (jual) pada tahun tertentu

Sebenarnya depresiasi tidak berupa aliran kas, namun besar dan waktunya akan mempengaruhi PAJAK yang akan ditanggung perusahaan. PAJAK merupakan aliran kas, harus dipertimbangkan seperti halnya biaya peralatan, energi, tenaga kerja, dsb. Karena berbagai biaya yang terjadi dari suatu proses bisnis adalah termasuk pengeluaran yang dikurangkan dari pendapatan perusahaan sebelum pendapatan itu dikenakan pajak (tax).

Perkembangan Industri Manufaktur di Indonesia

Perkembangan sektor industri sangat erat kaitannya dengan proses industrialisasi sebagai grand design pembangunan ekonomi di Indonesia. Sementara itu, dengan heterogenitas antar daerah yang besar dalam hal kekayaan alam serta faktor produksi lainnya, maka aspek dimensi daerah menjadi sangat penting. Dimensi daerah yang paling utama berkenaan dengan lokasi tiap jenis industri. Bila dikaitkan dengan masalah efisiensi-lokasi dan peningkatan produksi sektor industri, maka perhatian terhadap dimensi daerah akan terarah ke masalah keuntungan komparatif tiap daerah bagi suatu jenis industri tertentu. Dengan demikian, perlu adanya suatu pendekatan yang holistik dari dimensi regional dan sektoral dalam memformulasikan strategi kebijakan industri di Indonesia. antangan berikutnya ialah masih lemahnya struktur industri kita.

Industri manufaktur sebagai subsektor industri yang paling dominan dan merupakan subsektor industri yang memberi kontribusi nilai tambah sangat besar terhadap sektor industri di Indonesia merupakan sektor yang perlu mendapatkan perhatian berkenaan dengan dimensi lokasi dan keuntungan komparatifnya. lndustri manufaktur mampu memberikan nilai tambah yang paling besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Meskipun perkembangan kontribusi industri manufaktur terhadap PDB Indonesia dalam periode 1980-1994 sangat mengagumkan, yakni telah merubah status Indone sia dari negara dalam proses perindustrian menjadi negara semi-industri.[2] namun kalau kita perhatikan baik dari segi perkembangan struktur nilai tambah bruto (NTB) industri manufaktur maupun komposisi nilai ekspor dan impor hasil industri manufaktur menurut intensitas penggunaan faktor produksi, maka tampaknya tahap pembanguan industri manufaktur di Indonesia dewasa ini masih termasuk dalam tahap awal.

Dilihat dari segi intensitas penggunaan faktor produksi, kontribusi ekspor hasil industri manufaktur padat kekayaan alam dan padat karya adalah sangat dominan. Kontribusi ekspor hasil industri manufaktur padat kekayaan alam ditambah padat karya terhadap total ekspor hasil industri manufaktur telah berkembang dari 66,6 % pada tahun 1983, menjadi 75,7 % pada tahun 1988, 77,3 % tahun 1992, namun pada tahun 1993 pertumbuhannya hanya 74,8 %. Menurunnya tingkat pertumbuhan tersebut terutama terjadi karena menurunnya kontribusi ekspor hasil industri manufaktur padat karya, yaitu sebagai akibat antara lain makin meningkatnya persaingan dari negara yang tingkat upah buruhnya relatif lebih rendah. Demikian halnya dengan industri berat yang sesungguhnya sarat dengan kandungan teknologi dan memberikan peluang pengembangan dan pemanfaatan teknologi, kontribusinya terhadap NTB industri manufaktur malah cenderung menurun dari 56,3% pada tahun 1985 menjadi 47% tahun 1990, dan 41,8% tahun 1993.

Berlainan dengan komposisi ekspor hasil industri manufaktur, dilihat dari segi impornya bagian terbesar dari impor hasil industri manufaktur Indonesia adalah berupa mesin dan alat pengangkutan (STIC 7) serta bahan kimia (STIC 5). Kontribusi STIC 7 dan 5 dalam total impor hasil industri manufaktur Indonesia, telah berkembang dari masing-masing 56 dan 18,7 % pada tahun 1983, menjadi 51,1 dan 25,5 % tahun 1988; 56,3 dan 18,2 % tahun 1992; dan akhirnya menjadi 56,1 dan 18,7 % pada tahun 1993.

Dilihat dari neto ekspornya, hasil industri manufaktur padat karya dan padat kekayaan alam telah berkembang dari masing-masing negatif US $ 339 juta dan US $ 479 juta tahun 1983, menjadi US $ 1.158 juta dan US $ 2.366 juta tahun 1988, dan kemudian menjadi US 7.008 juta dan US $ 5.025 juta pada tahun 1993. Sementara itu, impor neto hasil produksi industri mesin dan alat pengangkutan (ISIC 382 sampai dengan 384) serta industri kimia (ISIC 351 dan 352), telah berkembang dari masing-masing US $ 5.551 juta dan US 1.774 juta pada tahun 1983, menjadi US $ 4.970 juta dan US $ 2.196 juta pada tahun 1988, dan kemudian menjadi US $ 9.952 juta dan US $ 3.213 juta pada tahun 1993.[2] Dari gambaran ekspor dan impor ini jelas struktur industri kita masih didominasi oleh industri yang berbasis pada sumberdaya alam dan diproses (manufacturing) oleh SDM yang kemampuan iptek, manajemen, pengetahuan dan keterampilannya yang masih rendah. Oleh karena itu pengembangan SDM industrial yang berbasis pengetahuan dan keteram-pilan iptek masih sangat diperlukan.

Perhitungan Pendapatan Nasional

Perhitungan pendapatan nasional erat berkait dengan transaksi berjalan dalam jagka waktu tertentu. Pada perhitungan pendapatan nasional yang dihitung adalah arus ( flow kogiatan ), bukan persediaan (stok) barang. Di sini arus merupakan hitungan kuantitas dalam satuan waktu. sedangkan persediaan adalah kkuantitas yang diukur dalam satuan waktu tertentu.

Perhitungan Pendapatan nasional
Pendekatan pengeluaran akhir

          PNB = C + I + G + (X-M)

               di mana PNB  = Produk Nasioal Bruto

                                 C  = konsumsi

                                  I   = Investasi

                                  G = Pengeluaran Pemerintah

                                  X = Ekspor

                                  M = Impor

    Pendekatan pendapatan faktor produksi

          PNB = NI + IBT + D

                di mana NI = pendapatan nasional dari biaya-biaya faktor

                            IBT = pajak perseroan tidak langsung dikurangi subsidi

                               D = Penyusutan

 

          PNN  = PNB - D = NI + IBT                 (PNN = Pendapatan nasional netto)

          PNB = jumlah seluruh nilai tambah bruto (NTB) semua faktor + pajak perusahaan tidak langsung

          PNB = Jumlah keseluruhan nilai tambah netto (NTN) semua sektor + IBT + D

        
          PNN = PNB - D

Analisa Pasar ( Unsur Permintaan dan Penawaran )

Secara garis besar, pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Tapi apa sebenarnya pasar itu?

    - Tempat pertemuan antara penjual dan pembeli (bazar … tradisional)

    -Ada interaksi antara pembeli dan penjual (tanpa tatap muka, via telepon, faksimili, dan sebagainya)

    -Transaksi berakhir ada kesepakatan harga antara penjual dan pembeli

Tujuan dari dilakukannya analisa pasar adalah untuk mengetahui karakteristik pasar, konsumen, perusahaan pesaing, pangsa pasar dan pertumbuah pasar. Sehingga jika semua hal tersebut sudah diketahui nantinya perusahaan tidak akan salah dalam merancang strategi memasarkan produknya dan menentukan waktu yang tepat untuk memperbesar kapasitas produksinya.

Dalam permintaan terdapat 2 jenis kurva yang berlaku :

1. Kurva Permintaan Miring Negatif

    Pada harga yang tinggi pembeli tidak mampu dan mengundurkan diri sebagai pembeli. Pada harga yang lebih rendah akan lebih banyak pembeli yang mampu sehingga jumlah barang yang dibeli akan lebih banyak lagi
    Peningkatan harga akan memperkecil anggaran yang tersedia untuk komoditas lainnya.
    Pada harga yang tinggi orang lebih tertarik untuk membeli barang lain yang dapat dijadikan penggantinya

2. Kurva Permintaan Miring Positif

    Pada harga yang rendah hanya produsen yang efisien saja yang mampu mempertahankan operasi
    Pada harga yang tinggi akan lebih banyak produsen yang mempu menjalankan operasinya
    Pada harga yang tinggi lebih banyak perusahaan ( produsen ) yang tertarik menjalankan bisnis


Pergesaran ( perubahan ) Pemintaan

    Pola preferensi - keinginan orang atau kelompok
    perubahan pendapatan - naiknya permintaan
    Distribusi pendapatan - lebih homogen akan meningkatkan permintaan total
    Perubahan kependudukan - Lebih banyak lebih tinggi permintaan
    Perubahan pengharapan - pengharapan terhadap masa depan yang tidak pasti akan meningkatkan permintaan